Minggu, 23 Mei 2021

Kritik dan Esai Puisi Wiji Thukul

 Kritik dan Esai Puisi Wiji Thukul


                 PERINGATAN

Jika rakyat pergi

Ketika penguasa pidato

Kita harus hati-hati

Barangkali mereka putus asa

Kalau rakyat bersembunyi

Dan berbisik-bisik

Ketika membicarakan masalahnya sendiri

Penguasa harus waspada dan belajar mendengar

Bila rakyat berani mengeluh

Itu artinya sudah gasat

Dan bila omongan penguasa

Tidak boleh dibantah

Kebenaran pasti terancam

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang

Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan

Dituduh subversif dan mengganggu keamanan

Maka hanya ada satu kata: lawan!


          Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu


Apa guna punya ilmu

Kalau hanya untuk mengibuli

Apa gunanya banyak baca buku

Kalau mulut kau bungkam melulu

Di mana-mana moncong senjata

Berdiri gagah

Kongkalikong

Dengan kaum cukong

Di desa-desa

Rakyat dipaksa

Menjual tanah

Tapi, tapi, tapi, tapi

Dengan harga murah

Apa guna banyak baca buku

Kalau mulut kau bungkam melulu


Kritik dan Esai Puisi

Puisi "Peringatan" karya Wiji Thukul menggambarkan keadaan atau situasi yang terjadi negeri pada saat ini. Pengarang menggambarkan ketidakpedulian rakyat kepada pemerintah. Rakyat merasa kecewa dengan kebijakan pemerintah dan janji-janji pemerintah kepada rakyatnya. Hal ini juga dikarenakan mungkin banyak terjadi ketidakadilan yang dialami oleh rakyat sehingga ketika pemerintah menyampaikan sesuatu rakyat enggan mendengarkannya. Ini menggambarkan bahwa ketika penguasa memberikan pandangan rakyat sudah tidak lagi mendengarkannya. Selanjutnya pengarang memberikan peringatan Pengarang mencoba mengingatkan bahwa akan ada perlawanan dari rakyat kepada penguasa. Hal ini dikarenakan rakyat sudah putus asa dan bosan dengan kebijakan pemerintah.

Dalam puisi "Peringatan" pengarang juga mencoba menggambarkan bahwa kegelisahan rakyat rakyat itu tidak bisa diungkapkan secara terbuka, karena dianggap menentang pemerintah. Pengarang juga memberikan peringatan kepada pemerintah untuk berhati–hati membuat kebijakan. Pengarang menyampaikan peringatan kepada pemerintah untuk peka terhadap kondisi rakyat saat itu. Mendengar pendapat rakyat sehingga pemerintah tahu apa yang diinginkan rakyat.

Pada puisi "Peringatan" pengarang menggambarkan bahwa rakyat bayak yang berani mengeluarkan pendapat. Hal ini mungkin dikarenakan rakyat sudah bosan dan mulai berani berkeluh kesah secara terbuka. Perlawanan rakyat melalui pendapat dan kritikan akan dianggap pemerintah sebagai bentuk untuk menjatuhkan kekuasaan, sehingga segala usul pendapat dan kritikan dari rakyat serta apapun yang dianggap mengancam penguasa, akan dilawan oleh penguasa.

Puisi “Peringatan“ karya Wiji Thukul menggunakan makna dan bahasa yang tegas dan lebih menekankan kritik yang pedas dan mengecam pemerintahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketika rakyat harus tunduk pada penguasa dan dilarang mengkritik apa- apa tentang pemerintahan sebab bila rakyat menyampaikan suaranya yang berupa kritikan maka akan dianggap melawan pemerintah. Untuk memperbaiki negeri ini, bukan saling tuduh ataupun saling mengkhianati satu sama lain, yang dibutuhkan adalah adanya keselarasan antara pemerintah dengan rakyatnya


Puisi “Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu” pengarang mencoba menyampaikan puisi yang menyindir para penguasa dan pemerintahan. Dalam puisi tersebut memiliki makna bahwa sejatinya seseorang yang berilmu namun tidak mengamalkan ilmunya dalam kebaikan itu tidak ada gunanya sama sekali dan orang yang selalu membaca buku namun selalu bungkam dan tidak bisa menegakkan kebenaran itu juga hanyalah sebuah kesia-siaan.

Dalam puisi tersebut seperti disampaikan sebuah sindiran kepada sebagian penguasa pemerintahan yang masih suka berkomplot dengan orang-orang licik dengan tujuan yang tidak baik atau hanya menguntungkan dirinya sendiri. Sedangkan akibatnya adalah rakyat-rakyat yang tertindas dan tidak mendapat keadilan. Pengarang beharap bahwa para pejabat serta seseorang yang memiliki banyak uang dapat berlaku bijaksana terhadap setiap orang maupun masyarakat. Pengarang menyampaikan pesan kepada rakyat bahwa sebaiknya rakyat bisa memanfaatkan ilmu yang telah ia terima dengan sebaik mungkin.

Puisi ini memiliki makna yang sangat mendalam sesuai dengan kenyataan yang sedang kita alami saat ini. Pengarang menyampaikan pesan agar kita selalu memanfaatkan ilmu yang kita dapat pada hal-hal yang baik dan tidak merugikan orang lain. Kita harus menjadi orang yang bijak dalam memanfaatkan ilmu yang kita dapat.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar